Minggu, 13 Maret 2016

Cinta Buat Diah

Seorang gadis yang terlahir disebuah desa kecil disebuah kota yang terkenal akan keindahan dan keunikan kotanya, yaitu Kota Kalong , tepatnya Kabupaten Soppeng. NURUL NAKHDIAH itulah sebuah nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya.Sebuah nama yang berarti cahaya kemuliaan,yang merupakan sebuah doa dari kedua orang tua terhadap anaknya yang menginginkan tumbuh sebagai seseorang yang berhati mulia dengan karakter yang begitu kuat yang mampu menjadi penerang seperti Nabi Muhammad SAW,Amin.The true inspiration.
Tumbuh dalam keluarga yang berlatar belakang agama Islam, membuat DIAH (akrab dipanggil) dibesarkan dengan nilai-nilai keislman. Sama seperti anak yang lainnya, semasa kecil, sepulang sekolah harus mengaji didekat rumah, mulai belajar mendirikan sholat,harus berlaku jujur, dan perilaku-perilaku positif lainnya. Tapi satu hal yang paling Diah hargai adalah tentang bagaimana kedua orangtuanya tetap memberikan pilihan-pilihan di tangan Diah sendiri, bagaimana mereka tetap memberikan ruang baginya untuk menjadi muslim yang moderat, bebas mengekspresikan diri (meskipun ada batas-batasan tertentu yang tetap tidak boleh dilanggar), mengungkapkan pendapat, dll.
Kebebasan dan demokrasi itu tidak membuat Diah kemudian justru jadi “liar”, tapi sebaliknya, justru merasa bertanggungjawab atas setiap pilihan yang diambil. Salah satunya ketika cita-citanya menjadi seorang dokter tidak sempat terwujud,namun Diah merasa bahwa rezekinya memang bukan disitu, membuatnya memilih untuk menempuh bangku kuliah di salah satu universitas swasta di makassar jurusan farmasi,meskipun Diah diterima disalah satu universitas negri dengan jurusan berbeda atas permintaan kedua orangtuanya.
Galau, mungkin begitulah persaan yang menggambarkan keadaan Diah saat itu.Seperti orang-orang pada umumnya, Diah sempat kecewa, namun Diah tetap kekeh pada jurusan Farmasi dan berkeyakinan apapun yang diberikan Tuhan padanya adalah yang terbaik dan harus dia jalani. Alasan Diah memilih jurusan Farmasi, bukan karena gagal masuk pada jurusan yang diinginkan, dan bukan pula sebagai pelampiasan. Namun Diah selalu bertekad untuk mendapatkan dan menjalani sesuatu yang bisa berguna bagi semua orang terutama orang-orang disekitarnya. Diah ingin membantu orang yang membutuhkan terutama pada bidang kesehatan tanpa mereka harus memikirkan berapa banyak biaya yang mesti mereka keluarkan.
Kini Diah telah berusia 21 tahun, membawanya  pada titik dimana Diah merasa bersyukur dengan segala hal yang diberikan Tuhan kepadanya, bersyukur atas segala kekurangan dan kelebihan yang diberikan, bersyukur selalu ada keluarga yang selalu memberikan dedikasi tanpa pamrih dan rasa sayang yang tak terbendung, membuatnya tumbuh dengan karakter yang tak mau menyerah, dan percaya bahwa selalu ada kemudahan di setiap kesulitan.
Seiring berjalannya waktu, ada banyak kisah yang membuatnya kadang mengalami tekanan psikologis, ketika sesuatu diluar harapan, masalah Cinta dan persahabatan. Buat Diah, CINTA itu rumit, Cinta itu bukan hanya dari sebuah hubungan yang namanya Pacaran,yang membuatnya tetap betah menjomblo,karena menurutnya Diah lebih memilih menunggu yang pasti dari pada harus membuang-buang waktu pada orang yang salah.  Karena itulah Diah lebih memilih menghabiskan waktu bersama keluarganya, sahabat dan teman-temannya.
Diah sama seperti gadis yang lain, mengidolakan seseorang pria, namun Diah memilih untuk sebatas mengagumi. Meski beberapa pria dan salah satunya yang Diah kagumi sempat menyatakan Cinta dan memberi perhatian lebih pada Diah, namun Diah tetap berpegang teguh pada prinsipnya, dan menomerduakan perasaannya. Buat Diah, Cinta itu kepada Tuhan, Cinta itu kepada Keluarga, Cinta itu kasih sayang yang berakhir kebahagian bukan kebahagian yang berakhir sakit hati. CINTA buat DIAH itu Cinta pada Tuhannya, Cinta pada keluarganya.